Minggu, 12 Februari 2012
Jumat, 20 Januari 2012
---HUBUNGAN IT DENGAN ISLAM---
HUBUNGAN
IT DENGAN ISLAM
IT adalah alat dakwah. Kita harus menunjukkan
pada dunia bahawa Islam tidak menghalang pembangunan dan kemajuan. Kita tidak
mau ketinggalan sedangkan sekarang musuh Islam menyebarkan propaganda dan
serangannya dengan IT. Tanpa IT, kita akan ketinggalan. Islam akan dilihat
jumud dan kolot. Sedangkan IT adalah alat canggih, modern yang dapat
menguntungkan perjuangan Islam.
Hari ini, banyak orang memperkatakan tentang
IT. Apa itu IT? IT itu adalah singkatan dari “Information Technology.”
Penggunaan IT sudah sangat luas. Malahan sudah menjadi bagian dari kehidupan
manusia di alam ini.Di bawah ini adalah pandangan ringkas mengenai
penggunaan IT di era Kegemilangan Islam:
Kita harus menggunakan IT sebagai saluran
menuju TUHAN. IT adalah alat. Alat itu digunakan sebagai pendorong untuk
memenuhi dua tuntutan manusia. Pertama,
supaya manusia dapat membesarkan dan mengagungkan Tuhan. Kedua, supaya manusia dapat berhubungan sesama manusia.
Ada kerjasama, kasih sayang dan tolong-menolong
antar sesama. Terbangunnya IT bermakna terbangunnya tamadun atau pembangunan
material. Terbangunnya IT juga dapat mendorong manusia membangunkan tamadun
rohaniah.
Contohnya, kita memberikan motivasi atau dakwah Islam
dengan mengguna IT. Hal tersebut menunjukkan IT sudah menjadi tamadun material.
Dan juga IT adalah alat atau saluran pendorong kepada terbentuknya tamadun atau
pembangunan rohaniah.
Para profesional IT, tidak mengira di mana pun
dia berada, kerja-kerja mereka dinilai sebagai ibadah dengan syarat tidak lari
dari 5 syarat ibadah. Pengusaha atau pemakai IT akan mendapat keridhaan Tuhan
jika menempuh 5 syarat tersebut. Apa 5 syarat tersebut, yaitu:
1) Niat karena Allah
2) Pekerjaan yang melibatkan IT harus sesuai syariat
3) Pelaksanaan kerja yang dibuat harus mengikuti syariat
4) Hasilnya harus benar dan bermanfaat
5) Tidak meninggalkan ibadah asas atau fardhu
2) Pekerjaan yang melibatkan IT harus sesuai syariat
3) Pelaksanaan kerja yang dibuat harus mengikuti syariat
4) Hasilnya harus benar dan bermanfaat
5) Tidak meninggalkan ibadah asas atau fardhu
IT adalah alat dakwah. Kita harus menunjukkan
pada dunia bahawa Islam tidak menghalang pembangunan dan kemajuan. Kita tidak
mau ketinggalan sedangkan sekarang musuh Islam menyebarkan propaganda dan
serangannya dengan IT. Tanpa IT, kita akan ketinggalan. Islam akan dilihat
jumud dan kolot. Sedangkan IT adalah alat canggih, modern yang dapat
menguntungkan perjuangan Islam.
Yang salah bukan ITnya. Tetapi bagaimana cara
kita mengendalikan IT. Coba kita lihat pisau dan peranannya. Pisau itu kalau
dipakai pemasak, alat itu akan sesuai digunakan untuk memotong sayur, ikan dan
lain-lain. Tetapi jika pisau itu dipakai perampok. Pisau itu digunakan untuk
menikam orang. Setidak-tidaknya diguna untuk mengancam orang. Begitu halnya
dengan IT, semua itu tergantung seberapa jauh hubungan kita dengan Allah. Itu
sebabnya harus memenuhi 5 syarat ibadah.
Hal yang mendasar bagi pemakai dan pengusaha
IT ialah disuburkan pembangunan insan mereka. Pembangunan insan itu penting.
Pembangunan insan itu akan memproses pemakai dan pengusaha tersebut menjadi
orang bertaqwa. Jadi bila sudah dipersiapkan orangnya, maka IT sudah tidak
menjadi masalah lagi. Karena orang itu sudah ada panduan bagaimana menggunakan
IT sesuai kehendak Allah. Orang itu sudah memiliki benteng untuk menghindarkan
dirinya dari terjebak dalam maksiat dan kejahatan IT.
Jadi selain kerja-kerja teknikal IT yang
secara langsung kita terlibat, pembangunan insan pada orang IT ini tidak
diketepikan. Bahkan dijadikan sebagai program utama. Jika tidak, tujuan seperti
yang disebutkan di awal tadi tidak akan tercapai.
Kepada
para pejuang akhir zaman, yang memperjuangkan kebenaran, mereka harus faham
bahwa mereka ini berjuang untuk berjihad di jalan Allah. Sudah pasti IT menjadi
alat yang bermakna dalam membantu proses mengharapkan janji Tuhan itu berlaku
di tangan mereka.
Hubungan Islam Dengan Teknologi
Dalam Al-Quran terdapat 750 ayat yang berbicara tentang alam raya ini. Dan
ayat-ayat tersebut memerintahkan pada manusia untuk mengetahui alam dan
fenomenanya. Surat Al-Jatsiyah ayat 13 mengatakan :
“Allah telah menundukkan untuk kamu semua apa yang ada di langit dan di
bumi”
Semua penundukan ini hanya bisa dicapai bagi orang-orang yang mengetahui
hukum-hukum Allah yang telah ditentukan sebagai mana ayat yang artinya:
“Segala sesuatu di sisinya memiliki ukuran”
Maksudnya segala ciptaan Allah melalui sunnahnya. Setiap manusia memiliki
potensi untuk mengetahui hukum dan aturan tentang jagat raya ini, hal ini
sebagaiamana Firman Allah yang artinya:
“Allah mengajarkan adam nama-nama semuanya”
Dari sini manusia harus menyadari bahwa ilmu itu dari Allah dan karenanya,
manusia adalah sebagai kholifah.
Al-Quran memerintahkan manusia untuk terus berusaha meningkatkan ilmunya.
Hal ini sebagaimana dalam surat Toha ayat 114 :
“Berdoalah hai Muhammad, Rabbi zidni ilma”
I. Paradigma Ilmu Dalam Wawasan Islam
Obyek sains menurut Al-Quran :
Ada dua obyek ilmu yaitu Al-Quran dan Al-Bayan
Maksud kata Al-Quran adalah bacaan atau tanda-tanda alam ini, sedang kata
Al-Bayan adalah alat atau bahasa untuk membaca ala mini.
Allah bersabda dalam surat Fushshilat ayat 53 :
“Nanti akan kami perlihatkan pada mereka ayat-ayat kami di cakrawala-cakrawala
dan di dalam diri manusia sehingga teranglah bagi mereka suatu kebenaran”
Maksud ayat tersebut adalah cakrawala dan diri manusia. Di sisni ada dua
kategori ayat yaitu eksternal, yang disimbulkan cakrawala dan yang internal
disimbulkan diri manusia.
Jadi gejala alam adalah yang eksternal menjadi obyek ilmu kealaman sedang
yang internal merupakan gejala budaya menjadi obyek ilmu-ilmu kemanusiaan.
Diciptakannya dua obyek ilmu itu adalah untuk mengenalkan yang maha benar
yaitu,Allah. Dengan demikian tidak bisa dipisahkan antara ilmu dengan Allah.
II. Kanteks Ilmu Menurut Al-Qur’an
Di dunia barat terjadi dikotomi antara fakta dan nilai. Teori ini disebut
konsep netralitas ilmu yang berarti terjadi pemisahan antara etika dan ilmu.
Dalam Islam harus terpadu antar ilmu, etika, dan agama. Kita perhatikan
firman Allah dalam surat Al-Luqman ayat 20 :
Tidaklah kamu perhatikan, bahwa Allah menundukkkan untukmu apa-apa yang ada
di langit dan di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatnya tang dhahir dan yang
batin. Di antar manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu, tanpa
petunjuk, dan tanpa kitab. Jadi urutan penyebutan Al-Ilmu, Al-Huda, dan
Al-Kitab ini menunjukkan integralitas ilmu, etika, dan agama.
III. Dasar-dasar Informatika Dalam Wawasan Islam
1. Hakikat Informasi
Informasi, maklumat atau apa-apa yang diketahui dinamai informasi pasif.
Sedang informasi yang aktif disebut kode. Dan kode bisa disebut data.
Kode dan data bagaikan ilmu dan amal. Kode dan data terdapat pemikiran yang
berkaitan dan ini disebut algoritma.
Algoritma menentukan pilihan untuk menghasilkan sesuatu yang berupa
program. Hasil program adalah berupa informasi yag kemudian menjadi ilmu.
2. Rekayasa Informatika Dalam Pandangan Islam
Proses Informatika dalam suatu computer merupakan hasil rekayasa dengan
tujuan tertentu.
Dalam merekayasa harus memakai norma-norma Islam yang tidak boleh
bertentangan dengan dalil akli dan berdasarkan Al-Quran dan sunnah nabi. Harus
bermanfaat bagi manusia.
IV. Teknologi Informasi Untuk Umat Islam
Masyarakat Islam pada awalnya adalah masyarakat informasi.
Informasi yang diterima dari kumpulan wahyu dari Allah dan kumpulan
hadits-hadits nabi.Disamping itu masyarakat Islam juga mengembangkan dan
menghimpun informasi-informasi lain dari pada filosof Yunani dan
mengembangkannya, sehingga peradaban Islam sangat maju.
Ketika peradaban Islam tumbang, dunia informasi diteruskan oleh barat di
masa renaissance di abad 16.
Kini, di abad 21 kita berada di era revolusi teknologi elektronik yang
berpuncak pada proses konvergensi, dimana teknologi informasi menyatu dengan
telekomunikasi membentuk maha jaringan computer global bernama internet sebagai
infrastruktur informasi baru.
Di abad 21 ini umat Islam ditantang untuk membangun masyarakat informasi islam.
V. Menuju Masa Depan Peradaban Islam
Untuk memahami bagaimana peran Islam dalam perdaban masa depan, perlu
mengkaji :
1. Struktur peradaban Islam dimana sebagai system informasi
Salah satu dampak dari perkembangan teknologi informasi adalah pergeseran
paradigma sains dari pandanngan materialistik menuju pandangan yang lebih
holistic atau menyeluruh.
Kesejajaran struktursl antara computer dan system biologi merupakan bagian
yang merubah pandangan manusia tentang alam semesta.
Sel-sel hidup kini dapat diibaratkan sebagai pabrik molekuler terkomputer
skala nano. Dengan demikian, dalam tubuh setiap oraganisme terdapat jaringan
nano computer bak internet bagi tubuh luar manusia yaitu peradaban.
Dari pandangan ini menganggap bahwa alam semesta sebagai system
bio-informatik raksasa, di mana hukum-hukum alam dilihat sebagai
program-program bagi system-sistem material.
Fisikawan jhon Weeler membuat slogan baru ‘It frim Bit’, tentu saja muncul
pertanyaan besar. Kalau alam semesta adalah sebuah computer, siapakah
pembuatnya dan siapakah pemrogramnya ? orang atheis menjawab adalah alam itu
sendiri dan bagi orang beragama, bahwa itu adalah Allah yang maha kuasa.
Nicolas Wirth, pakar Informatika mengatakan bahwa program berisi struktur
data dan algoritma.
Dalam agama Islam, struktur dat itu adalah aqidah dan algoritma itu
syari’ahnya.
Dalam paradigma pemograman mutakhir yaitu “object oriented programming”
data dan algoritma terpadu dalam modul-modul kecil yang terpadu dalam program
“system operasi”.
Program “system operasi” peradaban Islam adalah Ad-Dinul Islam yang
merupakan kombinasi terpadu “Aqidah-Syari’ah”.
2. Menuju peradaban Islam : Transformasi Budaya Keagaman.
Dinul-Islam sebagai meta program harus diimplementasikan dalam sebuah
proses pengamalan Islam.
Dalam tataran individu, hal itu dilakukan dengan melaksanakan arkanul
Islam.
Rukun Islam yang lima tidak hanya mempunyai dimensi vertical hanya
membangun individu melainkan punya dimensi horizontal sebagai kerangka dasar
bagi kegiatan mu’amalah membangun peradaban Islam.
3. Problema sosial budaya : dampak perkembangan teknologi informatika
Sebagai system saraf peradaban manusia, teknologi kini telah dikembangkan
kedua arah. Yaitu ke teknologi yang lebih cerdas sehingga melebihi manusia.
Dengan dibuatnya chip yang kapasitasnya menyamai otak manusia.
Di lain pihak, basis datanya super-otak peradaban manusia ini kini juga
diperluas sehingga juga meliputi system informasi biologi genetika molekuler
dalam tingkat sel-sel manusia.
Human genome project misalnya di abad 21 ini telah berhasil memetakan
seluruh DNA dalam gen manusia telah memanfaatkan kemampuan mikroprosessor yang
terdistribusi.
Kombinasi dari dua kecenderungan ini dapat diduga akan menimbulkan problem
baru dan semua disiplin keilmuan social akan mendapatkan tantangan besar begitu
juga para agamawan harus bisa menyesuaikan dengan persoaln-persoalan yang
raksasa tersebut.
Untuk menghadapi kemajuan teknologi ini kita harus meletakkan arkanul Islam
sebagai kerangka program untuk tazkiyatul madani dan tazkiyatun-nafs
JADIKAN SRAGEN SATU CERDAS AKHLAK DAN IBADAH~!!!~
Label:
IT
Jumat, 04 November 2011
--SENYUM ADALAH SODAQOH--
rabu, 23 november 2011 — Akram Sripandam P.
Turunnya Islam dalam kehidupan ini paling tidak memiliki dua tujuan,
sebagaimana terdapat di dalam Al Quran yaitu sebagai rahmat bagi
semesta alam dan untuk memperbaiki akhlak manusia melalui media dakwah
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Dan inti dari kedua tujuan
tersebut pada dasarnya adalah sama, yaitu untuk memperbaiki kehidupan
umat manusia di dunia dan akhirat.
“Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al Anbiya : 107)
“Bahwasanya aku diutus Allah swt untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Ahmad)
Mengingat tujuan diturunkannya Al Islam yang begitu tinggi dan
mulia, sementara Allah swt tidak akan menurunkan hidayah kepada seluruh
manusia serta merta (spontan), sebagaimana telah diturunkan kepada para
Nabi-Nya, maka dakwah pun memiliki peranan yang sangat besar. Dakwah
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw sepanjang hidupnya merupakan satu
sejarah perjuangan yang sangat panjang dan penting. Melalui dakwah
beliaulah, akhirnya Islam dengan segala ajarannya dapat diteriman oleh
umat manusia, terus berkembang, dan akhirnya menjadi satu agama dengan
pengikut yang terbesar di dunia.
Perjuangan Nabi Muhammad saw dalam menyebarkan ajaran Allah swt
bukanlah sebuah perjuangan yang mudah. Sebaliknya, ia adalah perjuangan
yang teramat berat yang kemungkinan besar tidak akan mampu ditempuh
oleh orang-orang atau bahkan Nabi-Nabi selain beliau. Beliau harus
menghadapi orang-orang yang luar biasa liciknya, orang-orang yang
kejam, orang-orang yang ingin membunuhnya, dan para penguasa yang
zalim, hingga kerasnya medah dakwah pun sempat menjatuhkan gigi beliau.
Berbagai hinaan, cacian, makian, fitnah, sumpah serapah, dan ejekan pun
harus beliau terima, hingga ludah hinaan pun sempat mendarat di
wajahnya. Luar biasanya, semua itu beliau lalui dengan penuh kesabaran
dan keikhlasan. Seolah beliau tidak merasakan beban dan perjuangan yang
sangat berat tersebut.
Ketika matahari tengah teriknya, Nabi Muhammad saw mendatangi kota
Thoif untuk mengabarkan bahwa tiada Tuhan selain Allah swt. Namun apa
yang terjadi? Sebelum beliau selesai menyampaikan risalahnya, langsung
saja para penduduk Thoif melempari beliau dengan batu. Nabi Muhammad
saw pun berlari dengan menderita luka cukup parah. Giginya patah dan
berdarah terkena lemparan batu.
Malaikat Jibril pun segera turun dan menawarkan bantuan kepada Nabi Muhammad saw. Malaikat Jibril berkata,
“Wahai kekasih Allah, apa yang kau ingin aku lakukan terhadap mereka.
Jika kau mau aku akan membalikkan tanah yang menopang mereka sehingga
mereka hilang tertelan bumi?”
Andaipun Nabi Muhammad saw menyetujui tawaran Malaikat Jibril
tersebut, niscaya habislah sudah kemaksiatan dan kejahatan yang ada di
muka bumi ini dalam sekejap dan selesailah beban beliau. Dan andaipun
Nabi Muhammad saw menyetujui tawaran Malaikat Jibril tersebut, mungkin
secara logika pun itu adalah hal yang wajar. Namun tidak demikian bagi
beliau, Nabi Muhammad saw kemudian menjawab:
“Jangan wahai Jibril. Mereka melakukan itu karena mereka belum
tahu. Mungkin hari ini mereka menolak ajaranku, tapi aku berharap anak
cucu mereka di kemudian hari akan menjadi pengemban risalahku.”
Luar biasa memang akhlak Nabi Muhammad saw, dalam terpaan hinaan,
cacian, fitnah, sumpah serapah, dan ejekan, salah satu metode dakwah
beliau yang paling mendasar dan menyentuh tidak pernah terlupakan.
Kehangatan senyum senantiasa membasahi bibir beliau dalam aktivitas
kehidupan dan dakwahnya. Senyum yang akan menyejukkan setiap mata yang
melihatnya. Senyum yang senantiasa menggetarkan hati para sahabat dan
umatnya. Senyum itulah yang selalu menghiasi menu pembuka, menu utama,
dan menu penutup dalam dakwah Nabi Muhammad saw.
Dari Jabir ra., ia berkata, “Sejak aku masuk Islam, Rasulullah
saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak melihatku kecuali
beliau pasti tersenyum kepadaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak salah memang jika Aisya ra. menggambarkan bahwa akhlak Nabi
Muhammad saw adalah Al Quran. Bahkan dengan perlakuan kasar dari
orang-orang yang hendak ia selamatkan dari murka Allah swt pun beliau
senantiasa menunjukkan kesabaran dan keikhlasannya, dengan senyum yang
senantiasa menghiasai bibirnya yang selalu terisi oleh kata-kata mulia.
Ketika Aisyah RA ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad saw, ia menjawab: “Akhlaknya adalah Al Quran.” (HR,.Ahmad dan Muslim)
Marilah sejenak kita perhatikan kisah berikut yang menunjukkan
betapa Nabi Muhammad saw tak pernah lelah atau pun enggan untuk
tersenyum.
Anas bin Malik bertutur: “Suatu hari aku berjalan bersama
Rasulullah saw, saat itu beliau memakai selimut dari daerah Najran yang
ujungnya sangat kasar. Tiba-tiba ia ditemui seorang Arab dusun. Tanpa
basa basi, laki-laki dusun itu langsung menarik selimut kasar
Rasulullah saw itu keras-keras sehingga aku melihat bekas merah di
pundak Rasulullah saw.
Laki-laki dusun tersebut berkata, ‘Suruh orang-orangmu untuk
memberikan harta Allah kepadaku yang kau miliki sekarang.’ Rasulullah
saw lalu berpaling kepada laki-laki tadi. Sambil tersenyum, beliau
bersabda, ‘Berilah laki-laki ini makanan apa saja’.” (HR Bukhari)
Lihatlah betapa Nabi Muhammad senantiasa menebarkan senyumnya dalam
setiap perjalanan dakwah beliau. Dan dengan senyum itulah, tak
terhitung sudah hati yang tersentuh olehnya. Tak terhitung sudah
kesombongan yang telah luluh karenanya. Tak terhitung sudah jiwa yang
senantiasa merindukannya.
Dengan senyum hangatnya itulah Nabi Muhammad saw telah banyak
menyentuh hati para sahabat, isteri-isteri, dan para pengikutnya. Dan
dengan senyum itu pulalah dakwah beliau terus merangsek ke setiap
jengkal bumi Allah swt.
Bahkan mengenai senyum ini Nabi Muhammad saw telah bersabda, “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” Hadits Riwayat At Tirmidzi dalam sahihnya.
Demikian Nabi Muhammad saw telah menggambarkan kepada kita mengenai
arti pentingnya senyum dalam kehidupan manusia. Dan sebagai umatnya,
kenapa kita tidak berusaha untuk mengikuti jejak beliau yang satu ini?
Menjalani kehidupan ini dengan selalu tersenyum. Dan berjuang dalam
dakwah Islam inipun tanpa melupakan senyum.
Hiasi perjuangan dakwah Islam kita dengan senyum yang hangat, karena
senyum itulah yang pertama kali akan menyentuh hati saudara-saudara
kita. Hilangkan kekarasan dan wajah masam dari dakwah kita yang justru
akhirnya akan membuat mereka lari dari ajakan kita, dan bahkan membenci
kita.
Mari, kita menjaring umat dengan senyum yang senantiasa tersemat!
“Dan sesunguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al Qalam: 4)
Wallahua’lam
kami menawarkan lagu berjudul "senyum" untuk anda, silahkan unduh dari link di bawah ini:
judul : senyum
perilis : raihan
mari SENYUM bersama!!
Langganan:
Postingan (Atom)